Inilah potret menyedihkan para petani di negeri agraris Indonesia. Harga cabai yang belakangan ini meroket hingga 100 % lebih, namun fakta dilapangan para petani malah mengalami kerugian.
"Petani rugi karena barangnya tidak ada dan rusak karena musim hujan," demikian jelas Dadi Sudiana, Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia, Senin (19/7).
Dedi menuturkan bahwa saat harga normal cabai dibeli dari petani seharga Rp. 8-10 ribu per kilogramnya. Sedangkan saat harga meroket, dipasaran sekitar Rp. 40 ribu rupiah, harga di tingkat petani hanya Rp. 25.ribu rupiah. Kerugian terjadi juga karena jumlah cabai yang dihasilkan tidak sesuai harapan.
Faktor cuaca menjadi penyebab utama turunnya jumlah produksi petani cabai, sehingga akhirnya mereka mengalami kerugian yang tidak sedikit.
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menjanjikan bahwa akan menstabilkan harga bahan pokok dan juga cabai secepatnya. Pada minggu ini, menurut Mari harga cabai telah turun antara Rp.1000 – 5000.
Dengan apa yang terjadi pada para petani cabai ini, semoga pemerintah dapat memberikan perhatian lebih kepada para petani sehingga nasib mereka bisa lebih baik sehingga Indonesia bisa menjadi swasembada pangan. Jika para petani maju maka negeri ini akan makmur, dan menjadi negara agraris yang adil dan makmur.
Sumber : Viva News